MENCINTAI SEBATAS PUNGGUNG
Tapi disini aku yang paling sedih “ Saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki …. “
Dan aku tidak pernah menyangka bahwa dia adalah hitam.
Diantara beberapa rekannya, hanya “dia’ yang berbeda. Seorang yang halus, tinggi, innocent dan aku tidak tau lagi harus mendeskripsikan dia seperti apa..Karena bagiku dia sangat sederhana..dan kesederhanaan itu yang terlihat menjadi sempurna. Aku telah terperangkap pada sepasang matanya yang sayu, dan wajahnya yang sendu.
Aku sering menggoes sepedaku hanya untuk melihat sekelebat sosok dia dari jauh di tempat kos2annya..Tidak jarang aku selalu duduk lebih belakang dari dia di dalam gereja, untuk bisa selalu memperhatikan setiap lekuk udara yang menyelimutinya. Aku terlalu bahagia jika sudah melihatnya, meski dari jarak yang tidak kurang dari 1 kilo jauhnya. Itu bahagia, itu adalah
Justru aku takut dan mati
Aku berjalan beriringan dengan dia menyusuri taman
Dan pada akhirnya, bukan hanya sekali-dua kali aku malah kecewa..karena sosok – sosok itu bukan “dia“. Dia cukup sempurna untuk dibandingkan, dan bagi seluruh hembusan nafasku…dia adalah dia…Dia yang tidak akan pernah terganti…Dia sesosok yang sangat teramat aku sayangi, kasihi dan cintai. Hanya dia dan bukan yang lain. (I hope this feeling can be quickly passed, because I am sure, he has found the soulmate)
Hari demi hari, aku memang tidak pernah akrab dari awal…mungkin dia tidak pernah tau apa yang aku rasakan…meledaknya cinta ini.
Mungkin di daerah lain, dia tidak pernah lagi ingat akan aku. Sedangkan disini aku terlanjur cinta mati dengan dia. Aku sangat mencintainya ( untuk itulah saat pertama aku mendengar lagu Malaikat Juga Tau, dari Internet sebelum di Layar gelas…dadaku pernah menyesak untuk mendengarnya…di radio di dalam kamarku..aku bahkan tak sungkan2 lagi dengan segala isi yang ada disana untuk meneteskan air mata à Kupercaya diri, cintakulah yang sejati…….Namun kasih ini, silakan diadu, Malaikat juga tau..Siapa yang jadi juaranya?? -- untuk ini, mungkin bukan hanya malaikat saja yang tau, bahkan setan pun aku yakin enggan mengganggu rasa ini.
“ God, kenapa Engkau pertemukan aku hanya untuk membuatku sakit dan nelangsa “
“ Tuhan, aku bertemu dia di tempat yang baik, aku mohon akhirilah dengan baik “
“ Ya Allah, Untuk apa rasa cinta ini membara hanya dalam diriku….tidak pula padanya. Tapi aku merasa ini cukup adil “
( dalam HANYA ISYARAT : Sesaat dunia jadi tiada. Hanya diriku yang mengamatimu. Dan dirimu yang jauh disana. Ku takkan bisa lindungi hati. Jangan pernah kau tatapkan wajahmu…Bantulah aku semampumu )
Aku mencintai dia yang ternyata “ hitam “
Masih ada beberapa temanku yang sering tidak tega dengan cintaku yang kata mereka “patamorgana“. Dan ada sahabatku yang gak pernah menyangka bahwa aku dulu ternyata serius dengan perasaan ku. Karena ini sudah hampir lewat 7 atau 8 tahun yang lalu…tetapi aku tetap “gila“ untuk cintanya…Dia berpikir dengan berjalannya waktu aku akan lupa dan seolah ga pernah mengenal dia…tapi mereka semua salah…
Mungkin suatu hari cintaku bisa berkurang untuknya dengan hadirnya sosok yang tepat (now, only that I hope from the God, tidak seperti sebelum2 nya…tapi Demi Tuhan, untuk melupakan apalagi membuat cinta itu menjadi benar-benar hilang adalah Mustahil bagiku dan bagi siapapun yang memaksaku…mungkin Bagi Malaikat juga tidak akan pernah mampu melakukannya untuk diriku.) Rasa itu pernah ada..jadi ga mungkin kita akan bilang ga pernah ada.
“Saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki..”
Meski dari awal aku tau, aku mencintainya…aku menyayanginya, aku mengasihinya…dan sebenarnya juga dari awal aku juga tau bahwa aku tidak sanggup untuk bisa memiliki….itu adalah sakit yang menyengat, tapi itu juga kebahagiaan dan Anugerah.
Dia yang hanya bisa kuhayati bayangannya, tanpa bisa kumiliki keutuhannya. Dia yang seperti Pafamorgana dari jauh begitu
Pernah dari sekian cerita ke teman, aku memiliki seorang kawan di Kampus ( sekarang dia adalah vokalis salah satu group band tanah air )…kita saling curhat dan karena apa yang aku alami, sedikit banyak dia juga alami….seperti lagu yang mungkin secepatnya akan keluar di Pasaran. Yang aku ga nyangka, dia pernah saat tour show Band-nya …dia meneriakkan nama “ hitam ku “ diatas panggung…hanya untuk mencarinya untukku. Bahkan karena sedikit tak tega, dia juga pernah hampir mencari “ hitam ku “ di kampusnya…Aku bahkan ga pernah berpikir dia akan senekat itu untuk membantu aku, hanya untuk sekedar bertemu dengan “hitam ku“ dan mengatakan “ ada seseorang disana mencintaimu”.
Finally, suatu saat aku yakin akan bertemu dengan seseorang yang memang tepat untukku serta tulus, dan aku akan mencintai dia, setidaknya sama dengan atau bahkan lebih seperti rasa yang pernah aku miliki untuk hitam itu… Dan dia bukan hitam..
--- Rasa itu muncul dan kutahan.
Kulukis dalam angan saat senja
Tetapi, ternyata dia adalah hitam
Sesosok yang tak pernah bisa kugenggam
Dan aku telah terperangkap pada sepasang mata yang sayu
Wajah yang sendu…tapi aku bahagia, karena duniaku ada didalamnya
Aku terkadang lelah dalam balutan asa
Punggung itu yang selalu kuingat
Dia yang adalah hitam
Dalam tiap doa, ada namanya
Tapi dia tetaplah hitam
Mungkin, memang bukan dia warnaku
Karena sulit untuk kurengkuh, dalam kalbuku
Apakah ada warna lain yang memiliki hitam ku
Atau rasa ini hanya karena ego ku sendiri ?
I love you not only for what you are
But for what I am when iam with you
I love You not only for what you have made of yourself,
But for what you are making of me
I love you for the part of me that you bring out.
- dean -
diilhami dari pribadi dan Rectoverso "dee lestari"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar