Selasa, 20 Januari 2009

Mencintai Sebatas Punggung



MENCINTAI SEBATAS PUNGGUNG

Tapi disini aku yang paling sedih “ Saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki …. “

Aku bertemu dia pertama di suatu gereja tempat tinggalku..aku bertemu dia setelah beberapa tahun warnaku ku meninggal.
Dan aku tidak pernah menyangka bahwa dia adalah hitam.

Aku jatuh cinta pada pandangan kedua, setelah awalnya aku merasa aneh melihat dia, tapi dia beda dengan beberapa rekannya yang bersamaan hengkang dari sekolah yang akan mengantarkannya untuk menjadi seorang Misionaris. Tetapi aku yakin hengkangnya dia bukan karena hal “ negative “, tetapi justru karena banyak hal positif yang membuat dia harus meninggalkan pagar demi pagar dan kelas demi kelas itu.

Diantara beberapa rekannya, hanya “dia’ yang berbeda. Seorang yang halus, tinggi, innocent dan aku tidak tau lagi harus mendeskripsikan dia seperti apa..Karena bagiku dia sangat sederhana..dan kesederhanaan itu yang terlihat menjadi sempurna. Aku telah terperangkap pada sepasang matanya yang sayu, dan wajahnya yang sendu.

Entah kenapa cinta itu datang tanpa aku persilahkan, tapi nyatanya…semakin aku sering melihat dia, semakin aku mencintainya..Awalnya aku menganggap dia seperti bayangan “ warna“ ku yang telah tiada, yang telah bensenda gurau dengan para Rasul dan Malaikat di Surga sana, karena Gegar Otak yang dia alami..Tapi saat itu juga, aku yakin aku tidak salah..aku tidak mencintai dia karena bayangan, tetapi aku mencintai dia karena dia..Aku mulai mencintai dia yang datang tanpa aku sadari..Aku juga tidak tau darimana dan sejak kapan aku mulai mencintai dia. Yang jelas aku talah terjerat dalam bayangan cinta, yang mungkin dia tidak inginkan dariku.

Setiap ada kesempatan aku selalu memperhatikannya, aku selalu mencuri pandang dari jarak yang tidak bisa dikatakan dekat pada dirinya, aku tau dia tidak pernah peduli karena memang pribadinya yang pendiam. Tapi begitu juga dengan aku, aku tidak peduli akan hal itu, mau dia sadar atau tidak.


Aku sering menggoes sepedaku hanya untuk melihat sekelebat sosok dia dari jauh di tempat kos2annya..Tidak jarang aku selalu duduk lebih belakang dari dia di dalam gereja, untuk bisa selalu memperhatikan setiap lekuk udara yang menyelimutinya. Aku terlalu bahagia jika sudah melihatnya, meski dari jarak yang tidak kurang dari 1 kilo jauhnya. Itu bahagia, itu adalah Karunia..Aku tidak pernah berharap lebih saat itu, justru karena aku takut, entah takut karena apa. Aku sering menghabiskan waktu berjam2 (mungkin bagi orang lain itu adalah hal yang percuma, tapi bagiku itu sangat berharga)dirumah sahabatku, hanya untuk bisa melihat dia keluar dari rumah kosnya, meski hanya untuk menjemur handuk saja dan kembali masuk tanpa peduli ada seseorang yang teramat sangat memperhatikannya dan menunggunya keluar dari tempat itu..meski hanya sedetik, Apa itu terlalu berlebihan??. Dan setelah itu kebahagiaan dan aku merasa PUAS! Telah melihatnya. ( dalam HANYA ISYARAT ; Itulah saja cara yang bisa Untuk menghayatimu, untuk mencintaimu )

Pernah sobatku itu hingga menitikkan air mata dengan cintaku yang katanya tidak masuk akal. Karena dia orang yang pertama tau bagaimana “gila“ nya aku dengan perasaanku itu. Dia terkadang tidak tega, karena lelaki itu juga ia kenal baik, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena aku larang.
Justru aku takut dan mati gaya jika aku harus berhadapan dengannya.

Suatu hari Minggu pernah aku berjalan bersama dengan dia sepulang dari gereja, karena sahabatku yang dekat dia meminta dia untuk menemani aku pulang.

Aku berjalan beriringan dengan dia menyusuri taman kota di daerah itu. Demi Tuhan, aku tak bisa mengontrol perasaanku…Aku benar-benar yakin, yakin seyakin yakinnya yakin, bahwa aku telah mencintainya, aku sangat mencintainya..hingga pada akhirnya beberapa bulan lewat, waktu memisahkan karena alasan studi, bukan alasan yang dipaksakan, tetapi memang begitu adanya. Dan itu hanya terjadi sekali dalam hidupku,,,bahagia yang terasa menyengat hanya dalam hitungan menit saja..Aku berjalan bersamanya, berdua..hanya waktu itu saja…sebelum dia terhanyut dalam ketidakpeduliannya.

Aku tidak bisa lagi “menikmatinya“ meski hanya sebatas bayangan saja. Aku “gila“ dan aku selalu mengagumi sesosok manusia karena aku melihat kemiripan dari sosok manusia itu dengan dirinya…dengan bayangannya tepatnya.

Dan pada akhirnya, bukan hanya sekali-dua kali aku malah kecewa..karena sosok – sosok itu bukan “dia“. Dia cukup sempurna untuk dibandingkan, dan bagi seluruh hembusan nafasku…dia adalah dia…Dia yang tidak akan pernah terganti…Dia sesosok yang sangat teramat aku sayangi, kasihi dan cintai. Hanya dia dan bukan yang lain. (I hope this feeling can be quickly passed, because I am sure, he has found the soulmate)


Hari demi hari, aku memang tidak pernah akrab dari awal…mungkin dia tidak pernah tau apa yang aku rasakan…meledaknya cinta ini.

Mungkin di daerah lain, dia tidak pernah lagi ingat akan aku. Sedangkan disini aku terlanjur cinta mati dengan dia. Aku sangat mencintainya ( untuk itulah saat pertama aku mendengar lagu Malaikat Juga Tau, dari Internet sebelum di Layar gelas…dadaku pernah menyesak untuk mendengarnya…di radio di dalam kamarku..aku bahkan tak sungkan2 lagi dengan segala isi yang ada disana untuk meneteskan air mata à Kupercaya diri, cintakulah yang sejati…….Namun kasih ini, silakan diadu, Malaikat juga tau..Siapa yang jadi juaranya?? -- untuk ini, mungkin bukan hanya malaikat saja yang tau, bahkan setan pun aku yakin enggan mengganggu rasa ini.

Terkadang aku tidak sadar dan tidak tau ada cinta yang lain dari mereka yang sebenarnya tulus, tetapi aku terlalu tidak peduli,, karena kemaren-kemaren yang aku tau, cinta itu adalah dia. Karena sampai sekarang pun aku yakin, ga ada wanita yang dilahirkan untuk mencintai dia sebesar cinta aku ke dia..karena aku yakin aku gak salah, cinta gak pernah salah…hanya mungkin terkadang waktunya yang tidak tepat. Tapi sampai kapan pun, aku takkan pernah bisa memiliki dia…Dia hanya kumiliki dalam khayalan dan asa serta angan ku saja..karena sejak awal, dengan melihat punggung nya saja, aku sudah terlampau bahagia, saat aku yakin aku tidak pernah bisa memilikinya, aku tak pernah berharap dia memalingkan wajahnya untuk aku lihat, karena aku sangat yakin…jika dia sampai memalingkan wajahnya untuk aku lihat,,mungkin itu adalah sakit yang luar biasa hingga saat ini…….karena berarti aku harus terperangkap lagi dalam mata yang sayu dan wajah yang sendu.

Terkadang aku menangis dalam sepi ku ;

God, kenapa Engkau pertemukan aku hanya untuk membuatku sakit dan nelangsa “

“ Tuhan, aku bertemu dia di tempat yang baik, aku mohon akhirilah dengan baik “

“ Ya Allah, Untuk apa rasa cinta ini membara hanya dalam diriku….tidak pula padanya. Tapi aku merasa ini cukup adil “

( dalam HANYA ISYARAT : Sesaat dunia jadi tiada. Hanya diriku yang mengamatimu. Dan dirimu yang jauh disana. Ku takkan bisa lindungi hati. Jangan pernah kau tatapkan wajahmu…Bantulah aku semampumu )

Pernah aku memiliki perasaan yang jahat, saat aku berharap dia harus menjadi milikku dan jika tidak aku memohon agar tidak satupun juga yang bisa memiliki dia…tapi pada akhirnya aku sadar…aku mencintainya dengan tulus dalam hidupku, maka aku ingin dia bahagia melebihi kebahagiaan siapapun di Alam Raya ini. Hanya itu yang bisa aku berikan pada dia…Doa dengan segala Cintaku….

Aku mencintai dia yang ternyata “ hitam


Masih ada beberapa temanku yang sering tidak tega dengan cintaku yang kata mereka “patamorgana“. Dan ada sahabatku yang gak pernah menyangka bahwa aku dulu ternyata serius dengan perasaan ku. Karena ini sudah hampir lewat 7 atau 8 tahun yang lalu…tetapi aku tetap “gila“ untuk cintanya…Dia berpikir dengan berjalannya waktu aku akan lupa dan seolah ga pernah mengenal dia…tapi mereka semua salah…

Mungkin suatu hari cintaku bisa berkurang untuknya dengan hadirnya sosok yang tepat (now, only that I hope from the God, tidak seperti sebelum2 nya…tapi Demi Tuhan, untuk melupakan apalagi membuat cinta itu menjadi benar-benar hilang adalah Mustahil bagiku dan bagi siapapun yang memaksaku…mungkin Bagi Malaikat juga tidak akan pernah mampu melakukannya untuk diriku.) Rasa itu pernah ada..jadi ga mungkin kita akan bilang ga pernah ada.

Saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki..”

Meski dari awal aku tau, aku mencintainya…aku menyayanginya, aku mengasihinya…dan sebenarnya juga dari awal aku juga tau bahwa aku tidak sanggup untuk bisa memiliki….itu adalah sakit yang menyengat, tapi itu juga kebahagiaan dan Anugerah.

Dia yang hanya bisa kuhayati bayangannya, tanpa bisa kumiliki keutuhannya. Dia yang seperti Pafamorgana dari jauh begitu indah, padahal sebenarnya hanya bayangan indah saja. Dia yang seperti kilat petir, yang hilang sebelum sempat aku pegang. Dia yang seperti ombak, saat aku berusaha mendekat, ombak itu telah habis masa nya di tepian….

Pernah dari sekian cerita ke teman, aku memiliki seorang kawan di Kampus ( sekarang dia adalah vokalis salah satu group band tanah air )…kita saling curhat dan karena apa yang aku alami, sedikit banyak dia juga alami….seperti lagu yang mungkin secepatnya akan keluar di Pasaran. Yang aku ga nyangka, dia pernah saat tour show Band-nya …dia meneriakkan nama hitam ku “ diatas panggung…hanya untuk mencarinya untukku. Bahkan karena sedikit tak tega, dia juga pernah hampir mencari “ hitam ku “ di kampusnya…Aku bahkan ga pernah berpikir dia akan senekat itu untuk membantu aku, hanya untuk sekedar bertemu dengan “hitam ku“ dan mengatakan “ ada seseorang disana mencintaimu”.

Finally, suatu saat aku yakin akan bertemu dengan seseorang yang memang tepat untukku serta tulus, dan aku akan mencintai dia, setidaknya sama dengan atau bahkan lebih seperti rasa yang pernah aku miliki untuk hitam itu… Dan dia bukan hitam..

--- Rasa itu muncul dan kutahan.

Kulukis dalam angan saat senja

Tetapi, ternyata dia adalah hitam

Sesosok yang tak pernah bisa kugenggam

Dan aku telah terperangkap pada sepasang mata yang sayu

Wajah yang sendu…tapi aku bahagia, karena duniaku ada didalamnya

Aku terkadang lelah dalam balutan asa

Punggung itu yang selalu kuingat

Dia yang adalah hitam

Dalam tiap doa, ada namanya

Tapi dia tetaplah hitam

Mungkin, memang bukan dia warnaku

Karena sulit untuk kurengkuh, dalam kalbuku

Apakah ada warna lain yang memiliki hitam ku

Atau rasa ini hanya karena ego ku sendiri ?

Ada satu tulisan dari Elisabeth Barnet B :

I love you not only for what you are

But for what I am when iam with you

I love You not only for what you have made of yourself,

But for what you are making of me

I love you for the part of me that you bring out.



- dean -


diilhami dari pribadi dan Rectoverso "dee lestari"

Tidak ada komentar: