Senin, 04 Januari 2010

MENJADI SEORANG YANG ASING DI TEMPAT YANG PERNAH DIPIMPINNYA

Sebenarnya aku sudah mulai membuat semuanya biasa setelah ada salah satu kenalan mengajari aku dengan kata-katanya yang sangat mengena ke aku.

Aku sudah mulai bisa mengendalikan diriku pelan-pelan. Apalagi setiap hari kata-kata dari teman itu aku print dan aku taruh di dompet sehingga kapan pun aku bisa membacanya. Sedikit petikannya seperti ini

Congrat, Dean. Sekarang kamu mendapat kesempatan untuk melihat malaikat itu sebagaimana adanya – seseorang yang bukan malaikat”. Thx for JJ dengan lanjutannya “memaafkan baik diri sendiri maupun orang lain selalu butuh kesiapan hati. Ngga perlu dipaksa kalau memang belum bisa. And let me say this : jangan berusaha untuk sabar. Jangan berusaha untuk ikhlas. Just be honest to yourself and honor your feelings. Let them arise. Pada waktunya, semua akan berlalu. Tidak pernah ada penderiataan yang kekal, sebagaimana juga tidak ada kebahagiaan yang menetap. Hidup sudah menyediakan segalanya. Kita cuma perlu mengalir”

Ternyata itu juga sulit setengah mati, Jendral !!!

Hingga hari ini, bahkan saat aku menulis ini pun aku masih tersendat-sendat dan menghabiskan cukup banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikannya. Setiap kalimat demi kalimat tersendat dengan air mata karena masih cukup mengingatnya. Bila orang lain bilang “tenang aja, nanti sebulan dua bulan juga ilang” buktinya sampai sekarang meski sedikit tapi masih juga. Mataku masih seringkali basah.

Untuk ini dari awal aku juga tidak pernah mematok hingga kapan akan berakhir. Karena setelah membaca apa yang pernah JJ bilang ke aku, aku terus merefleksikannya. Dan saya berusaha untuk tidak belajar iklhas maupun sabar. Aku biarkan mengalir, bahkan terkadang masih terlintas dalam pikiran dan hati.

Bahkan aku pernah bertanya pada dia (seorang yang membuat tangisan itu), karena setiap saat dia selalu berkata “sabar n iklhas ya Dean” ..short message system 10.10.09 on 11:40”. Suatu ketika aku pun bertanya padanya “sabar itu seperti apa? Dan iklhas itu apa? Saya gak ngerti”

-----------------------------------------------------------------------------------

Tetapi entah kenapa hari ini kepalaku pusing banget. Setiap keluar ruanganku, aku selalu ingin menoleh ke kiri. Aku tiba-tiba ngerasa ga enak aja, lalu aku keluar ke minimarket dekat situ mencari minuman yang dingin. Aku merasa badanku tiba-tiba kurang sehat dengan pusing di kepala. Berpikir kenapa dengan aku. Aku mengutak-atik ponselku, as usuall, buka gallery, image. Dan ternyata benar. Saya melihat – lihat kenangan foto terakhir dengan tanggal yang sama pada hari ini. 29. Ya tanggal 29 untuk 3 bulan yang lalu. Ini terakhir kali waktu itu bertemu dan makan bersama. Aku melihat foto-foto lagi yang sebenernya juga hampir setiap hari masih aku lihat, tetapi aku jarang memperhatikan tanggal prosesnya. Karena salah satu foto itu terpampang setiap hari di wallpaper ponsel-ku. Di deskop computer rumah. Ini semua adalah salah satu bentuk terapi, kata orang sich. Tetapi ada benernya juga kok.

Aku ingat betul waktu itu, dengan blouse berwarna coklat muda, rok selutut yang senada warna coklat tua, dan juga seperti biasa pula rambutnya yang senantiasa blonde lebih menguatkan auranya dengan kacamata minus-nya memakai frame senada.

Mungkin kejadian yang terjadi sudah aku bahas di tulisan-tulisan sebelumnya. Hanya saja, aku inget waktu itu, dia betul-betul seperti orang asing, orang yang seperti baru datang, tamu. Dia menghindar dan terlihat serba salah dimanapun tempatnya. Aku bisa merasakan dengan baik, dia tidak nyaman. Padahal sebelum-sebelumnya dia memiliki otorita dan kekuasan penuh di tempat itu. Sekarang dengan waktu yang sangat singkat, dia betul-betul menjadi orang lain dalam komunitas itu. Diacuhkan, dan entah apalagi istilahnya. Miris sekali hati aku. Tetapi maaf, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Andai anda tahu, hati saya teramat menangis dan sedih. Saya tidak pernah berguna bagi anda. Maaf.


Dan hari ini aku merasa kangen setengah mati dengan sosok ini. Belum pernah bertemu lagi sekalipun dalam 3 bulan ini. Seorang yang tidak sempurna, tetapi memiliki sisi lain, lemah lembut dan ramah. Seorang yang mungkin juga tidak baik, tetapi dia juga bukan orang jahat. Meskipun aku tau sebenarnya dia sosok yang sensitive dan juga terkadang keras. Meski hidupnya terkesan hura-hura tetapi terlihat dia kurang menikmatinya. Tampak banyak hal yang ditutupi dari kehidupannya. Dan kali ini, sekali lagi jangan tanyakan aku mengapa?? Karena aku juga tidak tau pasti. Yang jelas, aku masih kehilangan dia. Sampai saat inipun aku masih berusaha dengan keras untuk merelaksasikan diri dan juga membuat semua menjadi lebih baik. Obat yang cukup baik adalah komunikasi yang baik dengannya masih terjaga bagus, sms, telfon, dan juga
chatting. Setiap hari aku masih mengecek lampu di messeger-ku menyela atau tidak. Setidaknya jika menyala, berarti dia dalam keadaan yang tidak perlu dikhawatirkan, sesekali menanyakan keadaannya. Dan selama itu aku ga pernah basa-basi. Aku selalu ingin jujur pada semua, termasuk pada diriku sendiri.

Semoga dengan kehendakNYA kita masih punya kesempatan untuk bertemu. Aku sangat menantikan waktu itu. Meski hanya sebentar. Barusan aku sms dan mengatakan bahwa hari ini tepat 3 bulan aku tidak bertemu dengannya lagi. Dan jawabnya “semoga tidak lama lagi kita bisa bertemu, dear”.

Udah ngantuk, mau doa malam karena air mata ini mulai menetes tanpa permisi lagi dan mau lanjuttttttttt tidur dolo……

-----------setapak, 29 Desember 2009------------